Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bentengi Akhlak dengan Ngaji Kitab Taysirul Kholaq Fil 'ilmi

 
pelemkerep-ngaji-Taysirul-kholaq-fililmi
Bapak Hakam pengampu TPQ API Baitussalam (foto : Farisa)

Jepara, biliksantri.com - Arus perubahan zaman kian semakin bebas. Muda-mudi sekarang seringkali 'dicap' keblabasan dalam bergaul dan bertingkah laku. Norma kesopanan terabaikan dan norma agama dimarginalkan. Tak ada lagi ruang pribadi yang bisa disembunyikan. Karena terjebak pencitraan media yang semakin hari semakin tak terkontrol. Pintu-pintu maksiat terbuka lebar, gaya hidup pun seolah dibuat-buat agar terlihat mewah dan mengikuti zaman. Anak-anak tak lagi sibuk di langgar, mengaji turutan (juz 'amma). Melainkan menjadi pribadi yang egois, hedonis, pragmatis dan komsumtif.

Dalam rangka menghalau atau mengontrol kepribadian yang tak sesuai dengan ajaran agama itu, apa yang dilakukan Pengurus Ranting (PR) IPNU-IPPNU Desa Pelemkerep Kecamatan Mayong, patut diapresiasi dan ditiru. Sebagai organisasi di bawah naungan Nahdlattul Ulama (NU), mereka bergerak, meneruskan ajaran Aswaja dengan mengaji kitab.

Setiap dua minggu sekali, PR IPNU-IPPNU Pelemkerep mengadakan ngaji kitab taysirul kholaq fil 'ilmi karya Hafid Hasan Mas'udi. Kitab itu membahas tentang akhlak dan disampaikan oleh Bapak Muhammad Mahzum, AH. di Ponpes Man'baul Qur'an Kauman, Pelemkerep.

Agenda rutinan ini dimulai sejak November 2019 yang lalu dan sampai hari ini sudah lima kali pertemuan kitab itu dikaji. Lebih dari 25 kader NU ikut mengaji.

"Waktunya habis isya. Jam 8 malam baru pulang agar tak terlalu malam," ujar Farisanida, Ketua IPPNU Pelemkerep yang ditemui jurnalis biliksantri.com beberapa waktu yang lalu.

Ngaji kitab di kampung sekarang, bagi anak-anak muda jarang sekali yang melakukan. Tradisi tersebut memang kebanyakan terjadi di Pondok Pesantren. Tetapi tak menutup kemungkinan, kader NU di luar daerah bisa meniru PR IPNU-IPPNU Pelemkerep. Mereka tetap semangat di tengah kemosrotan moral budi pekerti sekarang. Harapannya dapat menjadi benteng akhlak dan mengerti unggah ungguh -nya sebagai sesama manusia.

Seperti keterangan Yi Mahzum, ilmu akhlak yang ada di dalam kitab ini adalah sebuah ilmu yang membuat watak dan ciri manusia tersebut. Bila tak dipelajari, seakan manusia itu tak memilik tata krama. 

"Semoga bisa berlangsung sampai khatam dan rencananya akan ganti kitab lagi," ujar Farisa.

Kita (warga NU) harus sadar. Inilah kajian milik Aswaja NU yang harus diwariskan kepada anak-anak kita. Jaringan ilmu perlu diperluas dengan mengaji kitab karya ulama-ulama klasik. Tak hanya organisasi saja yang diurus, isi dan amaliah Aswaja juga jangan ditinggalkan. Jangan sampai asyik dengan dunia organisasi, melupakan ngaji. Kata KH. Maimoen Zubair (Mbah Moen) setinggi apapun kita belajar dan sekolah, jangan pernah tinggalkan ngaji.

(Far/Lim)

Posting Komentar untuk "Bentengi Akhlak dengan Ngaji Kitab Taysirul Kholaq Fil 'ilmi"