Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Syarat Mengusap Muzah yang Harus Dipenuhi

syarat-mengusap-muzah-yang-harus-dipenuhi
Ilustrasi gambar muzah (Doc. PAC IPNU IPPNU Mayong)

Jepara, biliksantri.com - Salah satu kemudahan yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya adalah dibolehkan mengusap khuf / muzah sebagai ganti dari membasuh kaki dalam berwudu.

Mengusap muzah boleh dilakukan ketika dalam perjalanan maupun ketika berdiam diri di rumah, baik karena ada kebutuhan ataupun tidak. 

Tapi dalam mengusap muzah, kita harus memenuhi syarat dalam mengusap muzah.
Abu Syuja' dalam kitabnya yang berjudul Al Ghayah Wat Taqrib menjelaskan 3 syarat yang harus dipenuhi, yaitu

والمسح على الخفين جائز بثلاث شرائط : أن يبتدئ لبسهما بعد كمال الطهارة وأن يكونا ساترين لمحل الفرض من القدمين وأن يكونا مما يمكن تتابع المشي عليهما


Mengusap muzah diperbolehkan dengan 3 syarat. Pertama, memakainya setelah bersucinya secara sempurna. Kedua, muzah menutupi bagian kaki yang wajib dibasuh, yaitu dari telapak kaki hingga mata kaki. Ketiga, kedua muzah memungkinkan digunakan terus-menerus untuk berjalan

Syaikh Muhammad bin Qasim al-Ghazziy menjelaskan lebih detail dalam kitabnya yang berjudul Fathul Qorib. Dalam mengusap muzah terdapat 3 syarat

3 Syarat Mengusap Muzah yang harus di penuhi

1. Memakainya setelah bersucinya secara sempurna.

Orang yang memakai muzah harus dalam keadaan suci secara sempurna ( suci dari hadats besar, hadats kecil maupun najis )

Penjelasan ini sesuai dengan hadist riwayat Al-Mughirah bin Syubah Ra yang ditulis dalam kitab _Fiqhul Ibadat ‘Ala Madzhabisy Syafi’i

(عن المغيرة بن شعبة قال: كنت مع النبي صلّ الله عليه و سلّم في سفر، فأهويت لأنزع خفيه فقال : دعهما فإني أدخلتهما طاهرين، فمسح عليهما (متفق عليه


Dari Al-Mughirah Bin Syubah berkata “Aku bersama Rasulullah SAW dalam sebuah perjalanan, maka ketika aku hendak melepas muzah beliau, beliau bersabda: “Biarkanlah muzah itu, sesungguhnya aku mengenakan muzah dalam keadan suci. Lalu beliau membasuh kedua muzah. (Muttafaq 'alaih)

Bila membasuh satu kaki dan dipakaikan muzah, kemudian memakai muzah lagi pada kaki yang satunya, maka tidak mencukupi/ tidak sah. 

Bila memakai muzah setelah bersuci secara sempurna, namun tiba-tiba hadas sebelum kaki sampai bagian bawah/ telapakan muzah, maka mengusap muzahnya tidak sah.

2. Muzah menutupi bagian kaki yang wajib dibasuh.

Bagian kaki yang wajib dibasuh, yaitu dari telapak kaki hingga mata kaki. Jika kaki yang tertutup muzah di bawah mata kaki, maka tidak sah mengusapnya.

Yang dimaksud “menutupi” ialah menghalangi, bukan mencegah penglihatan seseorang, disamping itu menutupi dari segala arah muzah selain atas. 

Jika muzahnya pendek sehingga masih ada bagian kaki yang tidak tertutupi, tidak sah mengusapnya.

3. Kedua muzah memungkinkan digunakan terus-menerus untuk berjalan.

Kedua muzah harus kokoh dan kuat digunakan untuk berjalan secara terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan, tidak tertembus air dan juga disyaratkan keduanya harus suci. 

Disarikan dari kitab 

التذهيب فى أدلة متن الغاية والتقريب 

dan menyingkap sejuta permasalahan dalam Fathul Qorib

(Mus/lim)


2 komentar untuk " 3 Syarat Mengusap Muzah yang Harus Dipenuhi"