Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Hal yang Membatalkan Usapan Muzah

3-hal-yang-embatalkan-usapan-muzah
Ilustrasi gambar muzah (Doc. PAC IPNU IPPNU Mayong)


Jepara, biliksantri.com - Praktik mengusap khuf atau muzah tanpa melepasnya dari kaki ketika berwudu sudah dicontohkan oleh Nabi SAW serta para sahabatnya, dan telah disepakati kebolehannya oleh empat mazhab dan mayoritas ulama. 

Mengusap muzah ketika wudu diperbolehkan demi memberi kemudahan bagi umat Islam. Terutama dalam kondisi tertentu yang tidak memungkinkan melepaskan muzah. Seperti dalam perjalanan, cuaca sangat dingin dan lain sebagainya.

Tetapi dalam pemakaiannya, menggunakan muzah tidak berlaku lagi untuk mengganti basuhan kaki ketika wudu apabila terjadi 3 hal, sebagaimana yang dijelaskan oleh Abu Syuja' dalam kitab Al Ghayah Wat Taqrib


ويبطل المسح بثلاثة أشياء : بخلعهما وانقضاء المدة وما يوجب الغسل.

Mengusap khuf batal oleh 3 (tiga) hal: melepasnya, habisnya masa dan hadats besar.

Selain itu, juga keterangan hadist riwayat Shafwan bin Assal 


(و عن صفوان بن عسال قال: كان النبي صلّ الله عليه و سلّم يأمرنا إذا كنا سفرا، أن لا ننزع خفافنا ثلاثة أيام و ليايلهنّ إلاّ من جنابة و لكن من غائط و بول و نوم ( أخرجه الترمذي و النسائي

Dari shafwan bin Assal berkata “Nabi SAW menyuruh kami jika dalam perjalanan agar tidak melepas khuf kami tiga hari tiga malam kecuali dalam keadan junub tetapi jika buang air besar, buang air kecil dan tidur. (Tirmidzi dan Nasai)

Berikut penjelasan 3 hal yang dapat membatalkan usapan muzah yang terdapat dalam kitab Fathul Qorib karya Syaikh Muhammad bin Qasim al-Ghazziy: 


1. Lepasnya muzah, atau sudah tidak layak

Jika muzah dilepas dan masa mengusap muzah belum selesai, kemudian berhadas, maka tidak diperkenankan mengenakan muzah dan mengusapnya, karena ketika itu berarti seseorang memasukkan kakinya dalam keadaan tidak suci.

Selain itu, ketika muzah sudah tidak layak dikarenakan sobek ataupun yang lainnya, maka tidak diperbolehkan mengusap muzah


2. Berakhirnya masa mengusap

Berakhirnya masa mengusap yaitu sehari semalam bagi orang yang bermukim, dan 3 hari 3 malam bagi musafir. 


3. Terjadinya sesuatu yang mewajibkan mandi

sesuatu yang mewajibkan mandi seperti junub, haid, nifas, melahirkan dan lain-lain

Jika salah satu hal yang dapat membatalkan di atas terpenuhi, maka tidak diperkenankan mengusap muzah. Wajib baginya ketika berhadas ia berwudu lagi, lalu ia mencuci kakinya secara langsung saat itu. Kemudian setelah itu, ia boleh lagi mengenakan muzah dan mengusapnya

Disarikan dari kitab التذهيب فى أدلة متن الغاية والتقريب dan menyingkap sejuta permasalahan dalam Fathul Qorib.

(Mus/If)

Posting Komentar untuk " 3 Hal yang Membatalkan Usapan Muzah"