Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Praktik Puasa Masyarakat Kuno Sebelum Islam

 
orang-puasa
Ilustrasi orang berpuasa(foto : prelo.co.id)


biliksantri.com - Sebagian besar Manusia zaman dahulu, sudah menjadikan puasa sebagai salah satu sarana ibadah. Terkadang untuk memuliakan sesembahan mereka atau yang lain. Intinya, puasa bukan hal yang baru bagi umat manusia. Seperti dikutip dalam Alquran, perintah puasa tak hanya diperintahkan untuk umat Islam semata. Namun, umat-umat terdahulu pun diwajibkan untuk berpuasa.

Orang-orang dahulu bahkan menganggapnya sebagai keutamaan hidup. Mereka memposisikan puasa pada tempat yang utama di dalam peribadatan dan kepercayaan. Singkat kata, sebagaimana diurai oleh kitab-kitab samawi , puasa mempunyai akar dan tempat yang jelas sejak dahulu, meski tak semuanya bertujuan agama.

Kita tengok sejarah yang ada. Socrates dan Plato berpuasa sepuluh hari dalam beberapa bulan. Bangsa Tunisia dan Mesir Kuno, sebelum beragama Islam, mereka berpuasa untuk memuliakan Tuhan Lyzis.  Puasa dilakukan sebelum mempersembahkan kurban agar disucikan terlebih dahulu orang-orang yang menjalankannya.

Bangsa Yunani, pria dan wanita, selalu berpuasa sebelum berkumpul untuk pesta keagamaan. Mereka berpuasa sehari penuh tanpa sedikitpun mencicipi makanan atau minuman. Orang-orang yang ingin mengetahui rahasia ketuhanan, harus berpuasa sepuluh hari berturut-turut. Mereka juga berpuasa sebelum turun ke goa Troponius.

Adapun orang Romawi berpuasa selama setahun setiap lima tahun untuk menghormati Dewa Siria. Kewajiban puasa ini mereka percayai sejak tahun 193 sebelum Masehi.

Orang-orang Yahudi, ketika tiba waktu puasa, cara mengumumkannya selalu didahului meniup terompet, sebagaimana dilaksanakan atas hari raya mereka. Berpuasa pada hari-hari lain selain hari biasa, sebagian mereka ada yang dilakukan sewaktu ada musibah dan peristiwa menyedihkan.

Adapun orang Jawa, mereka sudah mengenal puasa sebelum Islam datang ke Nusantara. Puasa digunakan sebagai menekan hawa nafsu birahi dan tidak makan minum. Agar mudah menuju ke Dzat Sankang paraning dumadi. Kita kenal dengan berbagai jenis puasa yang ada di Pulau Jawa. Ada puasa mutih, puasa ngerowot, puasa weton dan lainnya yang intinya sarana mencapai sesuatu.

Posisi Islam adalah agama penyempurna bagi agama terdahulu. Karena banyak sekali manfaat puasa yang bisa dibuktikan oleh ilmu kesehatan modern. Seperti puasa itu menyehatkan, karena selama puasa, pembakaran kalori lebih cepat, daya tahan tubuh meningkat dan menetralisir sistem pencernaan.

Sebagian pendeta Nasrani (Kristen) pada abad pertengahan menganggap puasa sebagai obat mujarab bagi penyakit urat saraf. Ibnu Sina, dokter muslim yang fenomenal, menyuruh pasiennya untuk berpuasa tiga minggu sebelum diobati.

Zaman modern sekarang banyak para dokter yang menggunakan terapi puasa sebagai obat. Seperti Dr. Alan, yang sukses menyembuhkan penyakit kencing manis. Dr. Carlson menggunakan puasa sebagai obat awet muda.

Oleh karenanya, sebagai umat Islam kita harus bangga dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah puasa. Disamping kesehatan, puasa juga bernilai pahala. Baik puasa wajib (ramadhan) atau sunnah, kita jaga baik-baik sebagai sifat rahmat-Nya Allah kepada umat manusia.


Penulis adalah Muhammad Nur Salim mengutip dari berbagai sumber, utamanya buku berjudul "Sehat Selalu, Tak Pernah Miskin" oleh KH. A. Aziz Masyhuri, Pengasuh PP. Al-Aziziyah, Jombang

Posting Komentar untuk "Praktik Puasa Masyarakat Kuno Sebelum Islam"