Fenomena Virus Covid-19 dan Keistimewaan Wudhu
biliksantri.com - Akhir bulan 2019 yang lalu hingga kini,
virus Corona asal Wuhan, Tiongkok menjadi masalah yang sangat serius bagi
sejumlah negara. Sebagaimana dilansir dari Ubergizmo, Pusat Teknik dan Sistem
Sains (CSSE) di Universitas Johns Hopkinds secara online pada Tanggal 22/2/2020
6:23:08 PM, mengabarkan total orang meninggal dunia sebab virus ini mencapai
2.361 dan 21.226 terinfeksi Corona dari segala penjuru. Kasus tersebut melanda
berbagai negara mulai dari Tiongkok, Australia, Thailand, Nepal, Sri Langka,
Jerman, Kanada.
Hingga kini, dilansir dari kompas.com, penyebaran virus yang
diberi nama Covid-19 sudah menembus 73 negara di dunia, termasuk Indonesia.
Berbagai macam usaha pemerintah Indonesia dalam menangkal penyebaran Covid-19
ke Indonnesia terus dilakukan. Namun keadaan tersebut tak bertahan lama, hingga
pada tanggal 2 Maret 2020, Presiden Jokowi mengumumkan kasus Corona pertama di
Indonesia.
Sejak saat itu, virus Covid-19 semakin menjadi sorotan dan
rasa kekhawatiran di tengah-tengah masyarakat. Karena itu, tidak sedikit dari
pemerintahan, lembaga, maupun Instansi
mengintruksikan dan mengimbau dengan berbagai cara agar terhindar dari
virus tersebut. Ormas Islam terbesar melalui PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama), mengintruksikan agar semua pengurus wilayah, cabang, lembaga, badan
otomon dan pesantren di seluruh Indonesia untuk bersama-sama membaca sholawat
thibbil qulub, doa qunut nazilah, dan doa tolak bala.
Rasa takut yang tidak rasional masyarakat terhadap Virus
Covid-19 tersebut membuat fenomena langkanya masker akibat diborong.
Orang-orang berbondong-bondong membelinya karena menganggap memakai masker
efekti menghalang virus itu. Seharusnya hal itu tak perlu terjadi, pasalnya
trik tersebut tidak mendapat validasi dari sejumlah lembaga otoritatif. Lembaga
kesehatan publik terkemuka dari Amerika Serikat, Centers for Disease Control
and Prevention (CDC) melalui twitter, mengatakan kalau mereka tidak
merekomendasikan untuk menggunakan masker.
Mencegah corona dapat dilakukan dengan beristirahat di rumah
ketika sakit dan mencuci tangan dengan sabun dan air sampai bersih. Pernyataan
ini dikuatkan oleh Eli Parencevich, MD, MS, Profesor Epidemiologi di
Universitas Lowa, Amerika Serikat, dikutip dari tirto.id. Eli mengatakan bahwa
orang sehat pada umumnya tidak perlu memakai masker jenis apapun, baik itu
masker wajah, surgical mask, masker N95, atau masker respiratori. Karena tidak
ada bukti jika mengenakan masker akan melindungi orang dari virus corona. Malah
jika cara mengenakannya salah, mereka dapat terkena infeksi karena akan lebih
sering menyentuh wajah.
Selain masker, adapula hembusan kabar penggunaan respirator.
Respirator adalah jenis masker yang dapat mengurangi paparan dari partikel
udara termasuk melindungi pemakainya dari virus dan bakteri. Alat ini biasa
digunakan petugas kesehatan saat merawat pasien dengan penyakit menular serius.
Namun demikian tidak peduli sebaik apa respirator menempel
ke wajah dan seefisien apapun filternya, respirator tidak kebal terhadap
partikel tertentu dan juga tidak menghilangkan eksposur secara keseluruhan.
Berbagai upaya preventif bisa dilakukan masyarakat bukan
tidak benar namun kurang tepat.
WHO ( Worth Health Organization) menyarankan langkah perlindungan dasar terhadap
virus corona. Langkah pertama yakni mencuci tangan sesering mungkin. Mencuci
tangan secara teratur dan menyeluruh akan membunuh virus yang mungkin ada di
tangan. Langkah lain yang dapat dilakukan dan direkomendasikan oleh CDC (
centers for Disease Control and Prevention) adalah dengan menggunakan hand
sanitizier yang setidaknya mengandung alkohol 60 persen.
Wudu dan Hikmahnya
Namun demikian, sebagai umat muslim kita harus teliti bahwa
wudu yang selalu dilakukan sehari lima kali sebelum shalat ternyata memilili
banyak sekali manfaat. Karena itu menjaga wudhu bisa dikatakan salah satu upaya
preventif menangkal virus termasuk Corona.
Wudu menurut penelitian lebih dari sekedar ibadah. Wudu
sebenarnya juga merupakan aktivitas membersihkan diri. Allah telah
menegaskannya dalam surat Al-Maidah ayat 6 :
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَا غْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَ يْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَا فِقِ وَا مْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَ رْجُلَكُمْ اِلَى الْـكَعْبَيْنِ ۗ وَاِ نْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَا طَّهَّرُوْا ۗ وَاِ نْ كُنْتُمْ مَّرْضٰۤى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَآءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَآئِطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَآءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَا مْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَ يْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗ مَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰـكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَ لِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan sholat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.
Dalam ayat diatas Allah memerintahkan kepada kita untuk
melaksanakan wudu setiap akan melaksanakan shalat dan ibadah ataupun sunnatullah
lainnya. Namun disamping itu, kita sebagai seorang muslim juga harus tau alasan
mengapa Allah memerintahkan kita berwudu, bahkan kita dianjurkan untuk selalu
dalam keadaan mempunyai wudu.
Jika kita perhatikan seksama, semua perintah Allah tidak ada
yang sia-sia. Semua yang diperintahkan Allah ada hikmah dan pasti bermanfaat
baik di dunia maupun akhirat. Begitu pula dengan perintah untuk mengerjakan
wudhu. Secara tersirat QS Al-maidah ayat 6 juga mengajarkan kepada kita untuk
selalu hidup bersih dan suci. Karena pada hakikatnya manusia itu tidak luput
dari kotoran, kesalahan dan dosa. Dengan berwudhu selain dapat membersihkan
diri kita dari kotoran bakteri, dan kuman yang menyebabkan berbagai penyakit
juga bisa membersihkan diri kita dari kesalahan dan dosa.
Jika kita teliti kita akan mengetahui bahwa wudhu mempunyai
banyak manfaat terhadap kesehatan jasmani, media yang digunakan untuk berwudhu
adalah air. Air sendiri bersifat membersihkan, menyejukkan, dan terapis. Selain
itu, air mengandung elektrolit-elektrolit yang mampu memperlancar peredaran
darah.
Adapun wudu menurut Oan Hasanuddin dalam bukunya 'Mukjizat
berwudhu' adalah syariat yang diturunkan Allah SWT yang berkenaan dengan
bersuci. Allah sangat mencintai orang-orang yang menyucikan diri dengan wudhu.
Selain itu wudu juga memiliki banyak manfaat, keajaiban, hikmah, dan
keutamaan. salah satunya dengan perspektif akupuntur, akupresure, dan
aurikulopresure. Dengan mendapat beberapa pijatan, usapan, dan basuhan pada
anggota wudu dengan itu pula kita telah melakukan sistem akupresure yang
disitu pula terdapat titik-titik penting dan syarat-syarat yang terhubung ke
berbagai organ. Sehingga bukan hanya bermanfaat untuk sistem kesehatan
seseorang, namun juga dapat mencegah berbagai jenis penyakit.
Merujuk dari buku Hidup Sehat Dengan Terapi Air Wudu karya
H. Darmadi, Sholeh Gisymar seorang Ahli terapi Alternatif mengatakan bahwa
ketika air wudu membasuh anggota wudu, secara langsung akan membuat darah
bereaksi sehingga bisa bekerja lebih cepat dan gesit mengalirkan darah ke
seluruh tubuh. Hal ini bisa terjadi karena ketika air wudu mengenai tubuh akan
menyebabkan normalisasi suhu tubuh sebagai akibat bertemunya suhu panas dalam
tubuh dengan dinginnya guyuran air wudu. Bersamaan dengan itu, darah mengalir
ke daerah seputar wajah, kedua tangan dan telapak kaki dengan sangat lancar.
Dalam bagian tubuh yang terkena basuhan air wudu juga
terdapat 61 dari 65 titik refleksi yang ada dalam tubuh manusia. Titik-titik
tersebut merupakan saraf-saraf yang berhubungan dengan organ-organ tubuh
manusia yang seringkali menimbulkan penyakit akut seperti ginjal, paru-paru,
darah tinggi, dan kanker. Ketika melakukan wudhu, titik tersebut akan
terefleksi sehingga selain bisa mengobati juga bisa mencegah terjadinya
penyakit.
Namun harus kita ketahui terefkeksinya titik akupuntur
tersebut tidak terjadi begitu saja.
Apalagi kita hanya melakukannya dengan asal-asalan. Oleh karena itu agar
titik-titik tersebut terefleksi dengan baik kita harus melakukannya dengan baik
pula, termasuk melakukan sunnah sunnahnya, seperti membasuh tangan terlebih
dahulu sambil menggosok-gosokkan tangan kanan dan kiri dan membersihkan di
sela-sela jari sambil mengguyurnya dengan air mengalir. Dengan cara seperti itu
tangan akan bersih dari debu, kotoran dan virus.
Hal ini diperkuat oleh Oan Hasanuddin seorang Praktisi
akupuntur berijazah nasional dan bersertifikat Internasional dari Guanzhou
University Of Traditional Chinese Medicine dalam bidang akupuntur dan akupresur
kecantikan. Ia mengatakan bahwa sapuan terhadap telinga dengan intensitas
tekanan yang optimal akan meningkatkan kekebalan tubuh. Karena terdapat lima
titik yang biasa dijadikan terapi preventif yaitu titik adrenal, internal
secretion, subcortex, limpa, dan hati. Kelima titik tersebut secara klinis
dapat mencegah berbagai serangan virus, seperti influenza.
Vius corona memang tidak bisa dihancurkan dengan air, namun
kita semua dapat mencegah tertularnya virus corona melalui pola hidup sehat dan
bersih, seperti mencuci tangan sebelum makan, selalu menjaga lingkungan agar
tetap bersih. Bagi kaum muslim sangat dianjurkan untuk menjaga wudhunya.
Mengingat manfaat wudhu bagi kesehatan sangat besar sekali seperti disebutkan
di atas bahwa wudhu dapat membersihkan berbagai kotoran, virus, dan bakteri
yang berada di telinga, hidung, mulut, dan gigi, serta dapat mempermudah
regenerasi selaput lender. Sehingga dapat mencegah beberapa penyakit yang masuk
melalui telinga, hidung, dan mulut. Selain itu kebanyakan titik refleksi berada
pada anggota wudhu.
Kaidah fiqh mengatakan Daf'ul Ula minal raf'i, yang artinya
mencegah lebih baik daripada mengobati. Menolak kerusakan lebih didahulukan dan
diutamakan dibandingkan mengobati. Sikap preventif dan kehati-hatian adalah
kunci dalam bertindak. Maka dalam konteks menyebarnya virus Covid-19 ini yang
lebih kita dahulukan adalah mencegah datangnya kerusakan atau kemudharatan
berupa penyakit menular tersebut.
Semoga kita terlindung dari segala penyakit dan dijaga oleh
Allah SWT. Amin
Penulis adalah Ifa Rizki Purnamawati, sekretaris LPP PAC
IPNU-IPPNU Mayong berasal dari Desa Singorojo, Sekretaris redaksi biliksantri.com
Posting Komentar untuk "Fenomena Virus Covid-19 dan Keistimewaan Wudhu"