Ketika Syekh Abdul Qodir Al Jilani Diberi Hadiah Sang Raja
biliksantri.com - Kita mengenal Wali Kutub yang terkenal
yakni Syekh Abdul Qodir Al Jilani, lahir di Dusun Jilan, kota terpencil di luar
Kota Tobaristan pada tanggal 1 Ramadhan 471 H.
Beliau merupakan cucu dari Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Karena
karomahnya, banyak yang mengenal Syekh Abdul Qodir Al Jilani sebagai sosok wali
yang termasyhur di zamannya. Bahkan, sebagian umat Islam Indonesia sering
membaca cerita-cerita tentang Kanjeng Syekh (sebutan Syekh Abdul Qodir Al
Jilani) dan berwasilah saat seseorang mempunyai hajat. Budaya manaqib an
Kanjeng Syekh digelar guna terkabulnya hajat seseorang tersebut.
Kanjeng Syekh seringkali menampakkan keramatnya dihadapan
para pemimpin negara (raja) atau ulama yang setingkat level dibawahnya. Khusus
berhadapan dengan raja, Kanjeng Syekh selalu memberi peringatan agar tak
sembarangan dalam menjadi pemimpin rakyat.
Syekh Abdullah Al-Mushaliy pernah bercerita bahwa ada
seorang Raja yang adil terkenal dengan sebutan almustanjid billahi yaitu Abul
Mudhoffar Yusuf. Raja itu datang menghadap Kanjeng Syekh dan memohon untuk
dinasihati. Sambil membawa hadiah berupa sepuluh kantong uang yang dibawa oleh
sepuluh orang pembantunya. Namun, Kanjeng Syekh menolaknya.
Mendengar hal itu, Raja Abul Mudhoffar Yusuf pun merasa
kecewa dan mencemooh dan memaksa Kanjeng Syekh sudi menerimanya. Maka, Kanjeng
Syekh mengambil dua kantong uang tadi dan dengan izin Allah kantong itu
mengalirkan darah. Kemudian Kanjeng Syekh berkata kepada sang Raja:
" Apakah raja tidak malu kepada Allah SWT dengan
memeras darahnya rakyat yang kemudian Raja menyerahkannya kepada saya dengan
memaksa?.
Seketika itu, sang Raja menjadi pingsan dan Kanjeng Syekh
berkata lagi:
" Demi dzat yang Maha Agung dan berhak disembah,
seandainya saya tidak menghormati nasabnya yang bersambung dengan Rasulullah
SAW, pasti saya biarkan darah itu terus mengalir sampai di rumahnya".
Di lain hari, Raja Abul Mudhoffar juga pernah berada di
depan Kanjeng Syekh dan mengatakan:
" Saya ingin melihat sesuatu dari kekaromahan untuk
menenangkan hati saya".
Kanjeng Syekh bertanya " Apa yang engkau kehendaki?". Sang Raja
menjawab " Saya menginginkan buah apel dari alam ghaib".
Padahal, di Irak pada waktu itu tidak ada musim apel. Maka
Kanjeng Syekh mengulurkan tangannya ke udara, tiba-tiba ada dua apel di
tangannya. Kemudian Kanjeng Syekh memberikan apel yang satu untuk sang Raja dan
satunya lagi masih dipegang olehnya.
Lalu, Kanjeng Syekh memecah apel yang dipegangnya dan
seketika apel itu warnanya putih bersih dan harum baunya bagaikan kasturi.
Sedangkan apel yang dibawa Raja dipeluknya erat dan
tiba-tiba apel itu penuh dengan ulat. Raja pun heran dan bertanya "
Mengapa apel saya begini, sedangkan punya Kanjeng Syekh baik sekali?".
" Wahai Abal Mudhoffar, apel ini ditangan orang lalim,
maka akan mengeluarkan ulat sebagaimana kau lihat. Sedangkan apel yang satu
berada ditangan kekasih Allah, maka menjadi harum baunya dan nikmat"
Penulis adalah Muhammad Nur Salim, Pemimpin Redaksi
Biliksantri.com LPP IPNU-IPPNU Mayong dan pegiat di Paradigma Institue
Posting Komentar untuk "Ketika Syekh Abdul Qodir Al Jilani Diberi Hadiah Sang Raja"