Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puisi - Puisi Fahrizal Aminuddin ; Dunia Tua Renta

Suara.com

DUNIA TUA RENTA


Dunia tak pernah semarah ini
Tsunami meratakan Negeri
Asap pekat perlahan menghabisi populasi
Virus menjangkit, merampas jutaan nyawa tak henti henti

Bumi telah lelah
Atau kita yang tak pernah sadar akan salah?
Hamparan sawah menjadi jajaran gedung-gedung mewah

Dingin lumpur tepian kali diganti jadi marmer setebal tiga mili
Pohon-pohon rindang habis jadi tumpukan sampah digudang

Oksigen semakin tipis
Nafas kehidupan pun kian kembang kempis
sekat antara hidup dan mati sekarang hanya setebal epidermis

Kita benar-benar sudah berada diujung masa
Dimana bumi tak lagi mau merotasi,
Maka bersiaplah menuju kehidupan abadi.

Ri. 2020

REMISI PANDEMI


Ditengah pandemi yang kian merajai
Terselip sedikit bahagia dari balik jeruji besi
Dari mereka yang mendapat remisi
Menghirup udara segar sebelum masa hukuman selesai

Memang benar satu masalah teratasi
Tapi bukankah akan lebih banyak lagi masalah-masalah dikemudian hari?

lihat saja!

Belum genap sebulan implementasi dari sebuah wacana
Kelompok-kelompok anarki sudah berencana menjarah seisi pulau jawa
Seperti biasa, mereka hanyalah pion yang digerakkan para raja
Dan raja-raja itu tidak akan dibuka identitasnya hingga akhir masa.

Negeriku, Indonesia
Tubuhmu dikuasai oleh orang kaya yang berkuasa
Tidak takut sengsara karena pada permainan ini mereka adalah bosnya.

Ri.2020

NEGERI-NEGERI POLITISI


Kini, rakyat menagih janji
yang pernah kau selipkan diantara amplop berisi
Orasi demi orasi kewarasan menggema dari mulut masa yang berjumlah sepersekian ribu
Sudut-sudut kota mendadak ramai, mereka menberontak layaknya bayi yang meminta susu terhadap sang ibu.

Pertiwi, wajahmu tak lagi suci
Kebebasan bersuara benar-benar telah dikebiri
Mereka yang jujur dihakimi
Sementara yang salah malah dibela sampai mati
Para wakil tak peduli
Dengan teriakan dari bawah
Sebab mereka hanya dianggap anak tiri, asal masih bisa korupsi, dianggapnya negara ini aman terkendali.

Demokrasi tak lagi bisa disebut demokrasi
Kebebasan yang penuh keterbatasan
Nasib rakyat di lotre pada permainan para dewan
Politik identidas memecah belah sebabkan kericuhan

Pertiwi oh pertiwi
Apakah tubuhmu kini hanya milik politisi?

Ri.2019


Penulis adalah Fahrizal Aminuddin, Pemuda Asli desa Pancur, Mayong Jepara

Posting Komentar untuk "Puisi - Puisi Fahrizal Aminuddin ; Dunia Tua Renta "