Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puisi Reno Septi Budi Laksono; Pada Masa Puisi-Puisi Ditakuti

ilustrasi gambar (https://www.sehatq.com)

 

Pada Masa Puisi-Puisi Ditakuti

Oleh: Reno Septia Budi Laksono


Pada masa puisi-puisi ditakuti
Penyair tumbuh sebagai penyihir
Tangan kanannya sebagai kutukan
Suaranya mampu mendegam-degam
Membangkitkan pemuda dari masa tidurnya
Dengan satu kata, Lawan!

Pada masa puisi-puisi ditakuti
Kebenaran tak selalu ada
Kursi-kursi singgasana mati daya
Suara-suara hanya sebatas ketakutan
Menjadi noda di pakaian berjas
Yang memunculkan majas pertempuran
Mencipta selimut kedamaian palsu
Dikenal “apa guna banyak baca buku
Kalau mulut kau bungkam melulu”

Pada masa puisi-puisi ditakuti
Pemuda semakin garang
Batu, celurit, sepanduk, pistol
Sebagai hidangan yang tak mampu mengenyangkan
Sampai mengutuk mata kiri lebam
Penyair muda lari bukan pelarian

Pada masa puisi-puisi ditakuti
Era baru menunjukkan wajahnya
Dengan lepasnya mahkota
Mencipta rasa kesenangan
Namun sayang penyair menghilang
Hanya kata yang masih bertahan
Sekujur badannya moksa secara perlahan
Bersama tiga belas orang
Sampai sekarang masih digaungkan
Dikenang 1998.

Kudus, 7 Mei 2020

Posting Komentar untuk "Puisi Reno Septi Budi Laksono; Pada Masa Puisi-Puisi Ditakuti"