Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Sejarah Malam Nishfu Sya'ban

 

ilustrasi-nishfu-sya'ban
Ilustrasi Malam Nisgfu Sya'ban (Doc. Istimewa)

Jepara, biliksantri.com - Nishfu Sya'ban dikenal dengan malam yang penuh keagungan.Sebagai umat muslim kita dianjurkan untuk Menghidupkan malam Nishfu Sya'ban dengan berbagai amalan saleh. Seperti membaca yasin tiga kali bakda maghrib, membaca doa Nishfu Sya'ban, Puasa, dan Salat sunnah. Disarikan dari Mana Dalil Nishfu Sya'ban ditulis oleh Ust. Ma'ruf Khozin menjelaskan tentang sejarah hal ini.

Beberapa ulama, menyebutkan bahwa amaliyah Malam Nishfu Sya’ban pertama kali dilakukan oleh kalangan Tabiin (Generasi Setelah Sahabat Nabi) di Syam, seperti Luqman bin Amir, Makhul dan sebagainya (Lathaif al-Ma’arif).Namun sebenarnya kalangan sahabat sudah mengetahui keagungan malam Nishfu Sya’ban sebagaimana riwayat berikut:

Al-Waqidi berkata: "Di dalam pasukan ini bersama Abdullah bin Ja’far (bin Abdul Mutallib) ada Watsilah bin Asqa’. Kedatangan mereka ke Syam, yakni Damaskus ke daerah Abi Quds, adalah di malam Nishfu  Sya’ban. Rembulan makin bersinar. Watsilah berkata: Saya berada di dekat Abdullah bin Ja’far. Ia berkata kepada saya “Wahai putra Asqa’, betapa indahnya dan bersinarnya rembulan malam ini”. Saya berkata “Wahai sepupu Rasulullah SAW. Ini adalah malam Nishfu Sya’ban, malam yang diberkahi nan agung. Di malam inilah rezeki dan ajal akan dicatat. Di malam ini pula dosa dan kejelekan akan diampuni. Saya ingin beribadah di malam ini”. Saya berkata: “Perjalanan kita di jalan Allah (perang) lebih baik dari pada beribadah di malamnya. Allah SWT maha agung pemberiannya”.  Abdullah bin Ja’far berkata: “Kamu benar”.

(al-Waqidi2 dalam Futuh asy-Syam 1/74)

Secara jelas dalam riwayat ini para sahabat sudah punya rencana untuk melakukan amaliyah di malam Nishfu Sya’ban. Namun karena para sahabat harus berperang untuk penaklukan negeri Syam, maka mereka mendahulukan Jihad. Kendati para sahabat belum melakukannya,namun melakukan amaliyah ini bukan kategori bid’ah. Sama seperti sunah ‘azm (rencana kuat) dari Rasulullah untuk berpuasa pada hari Tasua’ (9 Muharram), namun Nabi wafat terlebih dahulu:

"Sungguh jika aku masih hidup sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada hari kesembilan" (HR Muslim).


(Red)

Posting Komentar untuk "Mengenal Sejarah Malam Nishfu Sya'ban"