Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ngaji Posonan, Upaya Tabarrukan dan Potensi Pahala Berlipat di Bulan Ramadhan

 
Salah seorang santri sedang memilih kitab di toko kitab Mubarokatan Toyyibah, Kudus

 
Kudus, biliksantri.com - Kita memasuki bulan Ramadhan tahun 1442 H yakni bulan suci umat Islam yang didalamnya diperintah untuk melakukan ibadah puasa. Tahun 2021 merupakan tahun kedua ibadah puasa dilaksanakan di tengah Pandemi Covid-19, yang penyebarannya semakin masif. 
 
Walaupun demikian, hal itu tak mengurangi aktivitas yang ada di masyarakat saat Ramadhan meski dibatasi. Aktivitas seperti buka bersama (bukber), tadarus Al-Qur'an, salat tarawih, mengaji dan lainnya tetap dilaksanakan dengan mematuhi protokol kesehatan. 
 
Segala amal perbuatan di bulan Ramadhan pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Perbuatan baik maupun buruk. Oleh karena itu, sebagai muslim, hendaknya kita melakukan hal-hal yang bermanfaat selama bulan Ramadhan. 
 
Budaya Ngaji Posonan sebagai salah satu hal yang bisa dilakukan. Ngaji Posonan yakni mengaji atau menghadiri majlis ilmu dengan mengkhatamkan satu kitab tertentu selama Ramadhan berlangsung. Biasanya, baik kiai yang punya Pondok Pesantren ataupun tidak menyelenggarakan Ngaji Posonan ini untuk kalangan umum. Artinya tidak hanya santri mukim saja yang mengaji, tetapi juga santri dadakan atau biasa disebut santri kalong.
 
Seperti yang dilakukan oleh Muhammad Yasin Yusuf, warga Kudus yang mondok di PP Arrosyidiyah Jepara. Dirinya ikut Ngaji Posonan karena ada hadits dari sahabat Anas bin Malik yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda barang siapa hadir di majelis ilmu di bulan Ramadhan, maka Allah menulis baginya tiap-tiap jangkahan kakinya sebagai ibadah satu tahun. 
 
"Hadits itu yang memotivasi saya untuk Ngaji Posonan," ungkapnya kepada biliksantri.com pada Selasa (13/04/2021).
 
Selain itu, Ngaji Posonan sebagai upaya tabarrukan (mencari berkah) di bulan Ramadhan. Menurut Yasin, tidur saja kalau diniati dapat pahala, apalagi mencari ilmu saat puasa. Di luar Ramadhan saja, seseorang duduk di majlis ilmu selama 1 jam, itu sama dengan salat 100 raka'at. 
 
"Apalagi Ramadhan, tidak ada yang tahu jumlahnya," katanya.
 
Sejak kecil, mulai kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah, Kang Yasin sapaan akrabnya, sudah ikut Ngaji Posonan di masjid dekat rumah diantaranya ngaji kitab ta'limul muta'allim, durrotun nasihin dan laiinya. 
 
Hal yang sama juga dirasakan Muhammad Syafik Minan Nur. Dirinya sering mengikuti Ngaji Posonan bahkan sangat suka ngaji baik di dalam Ramadhan maupun tidak. Pasalnya pahalanya itu dilipatgandakan.
 
Santri asal PP Matoli'ul Falah Kajen, Pati ini sudah beberapa mengikuti Ngaji Posonan. Terakhir ia Ngaji Posonan di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang Rembang yang diasuh oleh alm. KH. Maimoen Zubair. 
 
"Daripada melakukan aktivitas yang kurang bermanfaat, Ngaji Posonan jadi pilihan yang baik bagi pemuda terutama," katanya.


(Lim)

Posting Komentar untuk "Ngaji Posonan, Upaya Tabarrukan dan Potensi Pahala Berlipat di Bulan Ramadhan"