Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puasa Media Sosial, Cara Jitu Redakan Insecure

Ilustrasi Puasa Media

Biliksantri.com - Perkembangan teknologi digital telah memberikan perubahan besar bagi kehidupan. Dunia seakan tidak lagi memiliki pembatas, setiap kita dapat dengan mudah mengetahui aktivitas orang lain di media sosial. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orang yang memiliki telepon pintar, juga mempunyai akun media sosial, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, dan sebagainya. Kondisi ini seperti sebuah kelaziman yang mengubah bagaimana cara berkomunikasi pada era serba digital seperti sekarang ini (Mulawarman and Nurfitri, 2017).

Kemudahan berkomunikasi dan berinteraksi di media sosial memiliki dampak positif dan negatif. Memang, dengan media sosial kita dapat melakukan komunikasi meskipun terbatas jarak yang jauh, mudah dalam menyampaikan informasi atau pesan dan kemudahan-kemudahan baik yang lainnya. Namun, dibalik semua kebaikan yang hadir ada dampak negatif yang mengikuti.

Tidak dipungkiri bahwa media sosial dapat juga memberikan hiburan bagi para penggunanya, namun jika berlebihan hal tersebut tidaklah baik, menjadi pecandu media sosial merupakan sesuatu perkara yang harus segera dibenahi.

Dampak negatif lain dari media sosial adalah tidak jarangnya membuat penggunanya sering menunda-nunda pekerjaan yang sebenarnya jauh lebih penting daripada melihat informasi terbaru yang ada di media sosial, menjadi tidak produktif dikarenakan menggunakan media sosial tanpa batasan sehingga tidak disadari waktu kita terbuang banyak untuk bermain media sosial sehingga kita menjadi tidak produktif mengerjakan sesuatu yang jauh lebih bermanfaat.

Tidak hanya itu, di media sosial pastinya seseorang akan lebih sering membagikan sesuatu yang terbaik dari dirinya, menampilkan gambaran terbaik dari dirinya. Hal tersebut tak jarang membuat setiap kita cenderung membanding-bandingkan diri dengan apa yang kita lihat di media sosial, misalnya membandingkan tentang kecantikan, presatasi, barang-barang yang dimiliki dan lain sebagainya. Sehingga membuat setiap kita mungkin tak jarang menjadi insecure, merasa bernasib tidak seberuntung teman kita di media sosial, menjadi frustasi atas keterbatasan yang dimiliki dan perasaan-perasaan buruk lainnya.
Perlu disadari jika sudah mengalami perasaan-perasaan yang disebutkan di atas, berarti ada yang salah dari cara kita menggunakan media sosial, setiap kita perlu berbenah agar media sosial menjadi sesuatu yang banyak memberikan dampak positif pada diri kita, dan bukan sebaliknya.

Salah satu langkah yang dapat kita lakukan ketika telah menyadari bahwa ada yang salah dari cara bermedia sosial yang kita lakukan selama ini adalah dengan melakukan Puasa Media Sosial. Yaitu, tidak bermain media sosial dulu selama beberapa waktu, mungkin 3 hari, 1 minggu, 1 bulan atau dalam jangka waktu yang lebih panjang lagi. Puasa media sosial dapat kita lakukan untuk memberikan jeda atau ruang kepada diri sendiri dari hiruk pikuk dunia maya yang tidak jarang membuat pikiran kita terganggu, depresi, kacau dan sebagainya.

Puasa media sosial sangat penting dilakukan untuk menetralisir pikiran kita yang mungkin beberapa waktu saat bermedia sosial muncul perasaan atau pikiran negatif. Dengan melakukan puasa media sosial kita mencoba kembali hidup di dunia yang nyata, bukan melulu di dunia maya. Memang tidaklah mudah untuk melakukan ini, namun bukankah hal baik memang perlu diperjuangkan lebih? Dalam beberapa hari memulai berpuasa media sosial mungkin setiap kita akan merasa ingin sekali membuka media sosial, seakan tidak tahan jika tidak mngetahui informasi terbaru di media sosial, ingin tahu postingan terbaru teman-teman kita dan perasaan-perasaan lainnya. Semua itu wajar adanya, kita hanya perlu terus bersabar menahan diri untuk tidak bermedia sosial. Setiap kita dapat mengalihkannya dengan kegiatan positif seperti membaca buku, membuat kerajinan tangan, berkebun atau kegiatan positif lainnya yang mungkin tidak pernah atau tidak semat kita lakukan selama ini karena kita terlalu banyak menggunakan media sosial.

Setelah berhasil melakukan puasa media sosial, tepatnya setelah pikiran atau perasaan negatif yang kita miliki ketika terlalu banyak bermain media sosial kian memudar atau bahkan sudah hilang. Maka, langkah selanjutnya adalah menurut masing-masing diri kita. Akankah mau menambah lagi puasa media sosial karena telah menemukan perubahan positif yang besar? Ataukah kita ingin kembali segera menggunakan media sosial karena mungkin aktivitas kita snagat berkaitan dengan media sosial? Semuanya tergantung pada diri kita masing-masing. Setidaknya setelah melakuakn puasa media sosial dan kita ingin kembali menggunakan media sosial sebaiknya kita mulai menyusun langkah baik kedepannya. Mislanya membuat cara bermedia sosial yang lebih baik dari sebelumnya. Jika sebelumnya kita sering membanding-bandingkan diri dengan seorang teman lama kita, mungkin kita dapat tidak mengikutinya lagi di media sosial, atau hanya sekedar mematikan pembaharuan postingan teman lama kita tersebut, sehingga kita tidak melihatnya lagi. Bukan apa-apa, hal tersebut dilakukan untuk mencegah pikiran atau perasaan negatif muncul. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati?


Langkah selanjutnya untuk membenahi cara bermedia sosial adalah memilih dan memiliki akun-akun yang sebenarnya memang penting dan bermanfaat untuk kita ikuti dan akun yang tidak penting untuk tidak dikuti saja. Misalnya jika selama ini kita mengikuti akun-akun gosip yang tidak jarang membuat pikiran kita buruk, maka langkah yang dapat kita lakukan adalah dengan berhenti mengikuti akun tersebut. Contoh lain misalnya kita punya teman yang menurut kita sempurna, saat kita melihat postingannya tidak jarang membuat kita insecure, tidak bersyukur atas apa yang kita miliki, maka langkah yang dapat kita lakukan untuk mencegah perasaan buruk tersebut adalah berhenti mengikutinya saja, atau menonaktifkan pembaharuan postingan atau ceritanya.
Langkah-langkah yang mungkin menurut sebagian orang kecil dan tidak ada gunanaya tersebut sebenarnya memiliki pengaruh yang luar biasa untuk menyehatkan pikiran dan perasaan kita ketika bermedia sosial. Pikiran dan perasaan positif harus terus dijaga dengan upaya-upaya yang dapat kita lakukan, karena hanya dengan pikiran dan perasaan positiflah manfaat atau kebaikan-kebaikan media sosial akan kita dapatkan.


(Khilda Nur Lutfiyana/Red)

Posting Komentar untuk " Puasa Media Sosial, Cara Jitu Redakan Insecure"