Puisi - Puisi Nisa Aula ; Sultan Baru Negeri
Sultan Baru Negeri
Oleh : Nisa Aula
Inikah kehidupan?
Belahan bumi yang gelap dan belahannya lagi yang terang benderang
Setengah anak adam merasa yang paling beruntung, bergelimpangan kemakmuran, merengkuh kejayaan, kenikmatan tak bisa di nafikkan
Setengah lagi di rudung kesulitan, telak, penat, hanya mampu menerka harapan - jauh bersama gemintang
Di seberang kita amati,
Nan permai mulia singgasana-singgasana manis tertata, terskema, rapi, serasi
Mata penuh kepastian bakal 7 keturunan
Harta dan investasi – kekal abadi
Siapakah mereka?
Sultan-sultan baru yang tidak perlu menyandang darah biru, pun status raja istana Mataram, Majapahit atau Sriwijaya
Garpu sendok berlapiskan emas karat menghiasi setiap meja-meja makan – mereka
Tumpah melimpah ruah titipan amanat pemberian dari Sang Khaliq
Lalu mereka sibuk berdebat, beragumen, berdialektika menggunakan teori-teroi omong kosong ;
Tentang isu permasalahan sosial, fakta kefakiran ujung tombak kriminalitas? kemlaratan bahan empuk cemoohan?
Adakah mereka pernah sedikit menempelkan telinga pada gemuruh lapar suara perut sang fakir miskin?
Berapa bijikah beras yang telah mereka sisihkan pada mulut-mulut yang menanti pemberian?
Puan, segala yang kalian anggap kalian banggakan tak lain hanya titipan
Jangan hilangkan Tuhanmu dalam sepeser derajatpun simestri sisi kehidupan
Hadirkan Tuhanmu bersama roda derajat sudut bumi yang nanti kalian kelimpangi
Tentu untuk mati dalam kenistaan tidaklah cita-citamu bukan?
Yang Terbengkalai
Oleh : Nisa Aula
Sepi menukik yang terlihat hanya tipuan belaka
Siapa sangka dusta telah menjadi terbiasa
Barulah akal sehat bangun dari tidur panjangnya
Paling tidak langit masih segan tersenyum getir melihat tingkah bodoh kita
Kepingan senyum yang dulu telah mengait susunan struktur
Kini memudar membekas jalur
Sekejap lenyap
Sisakan senyap
Harusnya
Jika memang tak ingin bersama
Tak perlu memikat
Sampai akhirnya kecamuk pilu ini tak berujung tak bersekat
Benar yang dikata pepatah lama
Segala ada masa
Tak perlu tergesa-gesa
Kini yang tersisa, sebilah rindu terbengkalai semaunya
Nisa Aula, Pemudi asli desa Buaran. Bisa dihubungi melalui email nisaaula9@gmail.com
Posting Komentar untuk "Puisi - Puisi Nisa Aula ; Sultan Baru Negeri"