Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dalam Simpuh Sujudku, Ku Erat dalam Do'a (2)

Post Kupang

Salam sendu dari relung jiwa ku. 

Sepucuk doa telah membisik kerinduan ku, yang mencoba ku sampaikan padamu,  lewat jeda doa, pada gusaran waktu yang kau sediakan untukku. 

Dimana kini hanya aku yang leluasa menikmati senggang kerinduan yang memuncak dalam nadiku. 


Pada dekat erat yang tak ingin terjerat

Ku bicarakan lagi tentang gelisah, 

Tentang asrama rasa yang tak bisa ku ubah untuk mu, 

Bahwa makin hari kian pekat rindu ini untukmu. 


Palung dekapan  raga yang ku rasa

Kian menjelma hantu fatamorgana, 

Bahwa gelap nan pekat yang terjerat, 

Adalah kita yang mengerat, namun hanya sebatas jeda pada tanda semat. 


Kau tau itu kasih, 

Aku hanya menjerit dalam doa, 

Karena aku makin terlena oleh lara. 

Bila pada nyatanya mungkin tuhan menyetujui aku untuk mencinta, dan bukan untuk membuat kisah bersama. 

Kasih ternyata kita hanya sama-sama singgah. 

Maka ku ucapkan segala rasa, yang di penjara pada raga yang tak bisa menghamba apa-apa. Dan harap kecil ku pada mu, yang tak ingin berhenti saling sapa.

Walau hanya lewat doa, yang terbaik untuk segalanya, dan membiarkan ku leluasa mencumbu mesra bayang asa dari mu. 

"Salam sapa kasih, kau bahagia dengan cerita apapun yang terbaik, yang bisa ku intip lewat doa."

*Penulis adalah Santi Nur Safina dari Lampung Selatan, Awal September 2022

Posting Komentar untuk " Dalam Simpuh Sujudku, Ku Erat dalam Do'a (2) "