Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hidup “Memang” Tidak Adil, Sudah Cantik Pintar Pula

kolom-biliksantri



Biliksantri.com
- Mungkin Sebagian orang masih beranggapan bahwa orang-orang “good looking” khususnya wanita yang memiliki penampilan di atas rata-rata alias “cantik” biasanya hanya bermodalkan tampang minus otak dan skill.

Jika masih ada yang beranggapan begitu, berarti mainnya kurang jauh, atau di rumahnya gak punya televisi, dan handphone mereka tidak smart, sehingga tidak pernah “ketemu” dengan yang namanya Najwa Shihab, Dian sastro, Maudy Ayunda, atau yang belakangan ini saya nge Fans adalah mbak Nadhira Afira, tau kan mbak dokter yang kuliah di Harvard University.

Wanita-wanita yang saya sebutkan tadi hanyalah segelintir wanita yang kerap kali muncul di layar kaca atau social media yang tidak hanya bermodalkan tampang saja namun mereka juga “berotak” dan “ber-skill”.

Bahkan Jika kita mau mengakui, membuka mata dan hati, banyak sekali wanita-wanita di sekililing kita yang memiliki kategori seperti yang saya sebutkan tadi.

Apa yang bisa kita simpulkan kadang kok tidak adil ya, sudah cantik mereka-mereka juga pintar dan mempunyai kemampuan atau kompetensi yang mumpuni di bidangnya.

Sementara kalau kita tengok ke dalam diri kita, ke dalam diri saya khususnya, kok saya begini begini aja. Wajah tidak seberapa dengan kemampuan menggenaskan.

Wajah "Good Looking"

Menurut penelitian yang dilansir oleh Huffington post, Peneliti yang menggunakan sampel 100 mahasiswa di Universitas St.Andrews, memang terbukti bahwa selain ramah, penuh kepercayaan dan mudah memaafkan, seseorang yang memiliki wajah yang “good looking” juga ternyata pintar.

Meski diakui bahwa penelitian itu cukup sulit, hal ini dikarenakan persepsi “good looking” serta kepintaran merupakan sesuatu yang subjektif, sehingga harus dilakukan standardisasi mengenai persepsi cantik, ganteng, dan pintar.

Meski hasil penelitian tersebut tidak menunjukkan korelasi soal “good looking” dengan kepintaran, namun didapatkan bahwa seseorang yang cerdas atau pintar memiliki kemampuan untuk menunjukkan “first impression” yang baik melalui kemampuan mengelola ekspersi wajah yang cukup baik. “first impression sangat mempengaruhi opini kita terhadap seseorang.

Secara mudahnya bisa dikatakan bahwa jika seseorang merasa dirinya cantik atau ganteng maka alam bawah sadarnya akan mendorong untuk lebih percaya diri atas hal-hal yang dikerjakan yang berujung pada meningkatnya tingkat “kepintaran”.

Jadi mungkin jika kita tidak memiliki wajah yang “good looking” maka yang perlu dilakukan adalah mencoba untuk melakukan hal-hal yang dapat membuat kita “merasa” cantik atau ganteng, dengan pakai kosmetik, memperhatikan pakaian, dsb.

Gak heran mbak Nia Ramadhani pernah menyatakan bahwa investasi di muka dan badan lebih berdampak besar ketimbang digunakan untuk membeli baju dan tas mahal.

Bisa jadi memang karena agar merasa cantik perlu dilakukan perawatan yang menunjang supaya wajah dan badan lebih glowing, shimmering, splendid..sehingga kita bisa lebih merasa cantik.

Namun yang menjadi persoalan adalah standar cantik dimasyarakat kita sungguhlah memberatkan, wajah mesti putih glowing, badan mesti langsing, rambut panjang lurus dengan patokan eoni Korea, maka habislah wanita-wanita yang memiliki kulit sawo matang dengan body berisi, atau rambut keriting. Jika begitu jalan menuju “merasa” cantik akan menemui tantangan yang cukup berarti.

Jadi menurut hemat saya, tidak hanya memperbaiki penampilan, namun secara psikologis alam bawah sadar kita perlu untuk dicekoki dengan motivasi untuk mencintai diri sendiri apa adanya, tetap merasa cantik meski tidak sama dengan standar umum “cantik”.

Usaha

Namun usaha memang perlu dilakukan, karena rasanya usaha tidak akan menghkhianati hasil, jadi percayalah jika sudah ada usaha, saya merasa pasti kita akan tambah “rasa” cantiknya, usaha yang seimbang antara meningkatkan fisik, pikiran, dan batin atau bisa juga dengan mengikuti upaya peserta kompetisi kecantikan dunia, yang memiliki jargon-jargon kompetisi kecantikan dunia, “brain, beauty, and behaviour”.

Sehingga kita mencapai “rasa” cantik yang paripurna, dengan mencapai keseimbangan tersebut, saya yakin bahwa kita bisa dengan lebih percaya diri, dan “merasa” cantik, meski tidak mengikuti standar-standar kecantikan yang sudah ada saat ini.

Sehingga bisa jadi hidup tidaklah tidak adil banget, jika ada usaha maka kita akan bisa masuk dalam jajaran manusia yang berwajah “good looking” dan kepintaran yang mumpuni, serta behaviour yang asyik bingit.

Tapi kalau yang males mandi selama pandemi tentunya akan susah “merasa” cantik atau ganteng, jadi ya sudahlah.. bisa jadi memang hidup tidak adil.

(Fitri/Lim)

Posting Komentar untuk "Hidup “Memang” Tidak Adil, Sudah Cantik Pintar Pula"