Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana Bisa Berniaga di Sosial Media?

Jari jemari kita asyik menikmati fitur Media Sosial di smartphone (Foto: Salim)

Biliksantri.com - Jangan mengaku milenial jika tak punya akun sosial media. Zaman dimana kebutuhan bersosial media menjadi kebutuhan tersier. Saya dan mungkin teman-teman kebanyakan bisa melihat dari aktivitas yang kita lakukan satu harian.

Apakah diawali dan diakhiri dengan bersosial media? Ah, tebak saja.Salah seorang rekan kantor saya yang mengaku gaptek pun mengakui bahwa tersedianya kuota internet jauh lebih penting daripada makan siang. 

Sosial media juga tampaknya tak henti terus berhias diri. Memperbaharui segala fitur yang memanjakan pengguna dan saling berusaha menjadi terdepan dengan menyuguhkan fitur unggulan.

Para pengguna yang awal mulanya memiliki akun sosial media dengan tujuan menjalin relasi pertemanan, juga telah menemukan manfaat lebih. Bahkan terkadang membuat saya seperti bukan memasuki dunia maya tetapi sebuah marketplace. Menjadi sebuah pemandangan yang kurang sedap sehingga saya memutuskan untuk menekan tombol hapus pertemanan.

Saya bukan target untuk penjualan produk tersebut. Daripada kuota pertemanan teman tersebut berkurang karena kehadiran saya, lebih baik saya unfriend, kan? Baik bagi teman dan baik pula bagi saya tentunya. 

Tampaknya para penjual di dunia maya mulai sarkas. Mereka sangat militan dalam menawarkan produk dan jasa. Bahkan menurut saya telah menyalahi aturan adab.

Bagaimana bisa memasuki “rumah orang” tanpa permisi. Bagiamana bisa menawarkan produk tanpa basa-basi. Apa dia pikir teknik seperti itu benar. Tampaknya dia belum belajar bagaimana pentingnya adab dibandingkan ilmu. 

Barang dan Jasa

Rezeki memang akan menghampiri orang yang bersungguh-sungguh. Namun itu tak akan pernah cukup tanpa aturan yang harus tetap diutamakan.

Rezeki juga bisa memilih. Bagi yang punya produk dan jasa dan ingin menawarkan melalui sosial media, coba ingat-ingat kembali bagaimana para penjual yang berpanas terik matahari, mengucurkan peluh dan berceloteh tiada henti untuk meyakinkan calon pembeli. Cobalah dipelajari. Mungkin ada sesuatu yang menarik di sana.  

Beberapa pesan pribadi memasuki kotak pesan sosial media saya. Rata-rata isinya adalah menawarkan produk dan jasa. Malah terkadang pesan tersebut berasal dari orang yang tidak pernah berinteraksi dengan saya sebelumnya.

Setelah saya telusuri, ternyata saya dan orang tersebut tergabung dalam sebuah grup WhatsApp. Saya baru tersentak. Ternyata sosial media bisa menjadi kolam usaha juga.

Namun begitu tentu saja cara berjualan yang teman maupun orang ini lakukan tentu saja salah besar. Ia memasuki kotak pesan orang lain dengan kalimat penawaran langsung. Dimana-mana penawaran baiknya diawali dengan pendekatan agar hasilnya maksimal. 

Terus Meningkat

Menurut penelitian We Are Social 2020, rata-rata waktu yang dihabiskan pengguna Indonesia usia 16-64 dalam mengakses sosial media mencapai 3 jam 26 menit sehari. Angka pengguna sosial media pun terus meningkat termasuk Indonesia, yang kini 59 persen dari 272,1 juta total penduduknya adalah pengguna sosial media.

Angka ini meningkat lebih dari 8,1 persen atau setara dengan lebih dari 12 juta pengguna dari April 2019. Sekarang Indonesia mempunyai 160 juta pengguna aktif sosial media. 

Fakta tentang pengguna sosial media ini membuka peluang angin segar bagi para penjual. Terutama berkaitan dengan anjuran pemerintah yang mengharuskan masyarakat untuk lebih banyak melakukan kegiatan di rumah saja. Jika ingin berjualan secara elegan di sosial media kita membutuhkan teknik yang disebut copy writing.

Ada sebuah kecenderungan yang diberikan oleh copy writing, bahwa seseorang yang terus menerus mendapatkan promosi dari suatu produk, apalagi produk itu dipromosikan dengan suatu teknik menarik, peluang orang untuk melakukan closing meskipun produk tersebut tidak terlalu penting. 

Copy Writing

Bagaimana membuat copy writing yang baik? Tentu ada ilmu yang harus terlebih dahulu diserap agar dapat mendapatkan output yang baik. Di masa pandemi banyak kelas daring yang menawarkan kelas gratis. Dengan pintar mengambil peluang kelas gratis ini, ilmu yang mahal bisa diperoleh.

Hobi membuat kue, menanam bunga, membuat video menarik, semuanya bisa berpeluang menjadi salah satu jalan meningkatkan kualitas perekonomian.

Menjadikan hobi menjadi sumber menghasilkan pundi pun merupakan suatu hal yang menjanjikan. Dengan bantuan kelas gratis tentang copy writing, para pengguna sosial media yang jumlahnya banyak itu bisa menjadi kolam memancing rezeki.

(Karunia/Lim)

Posting Komentar untuk " Bagaimana Bisa Berniaga di Sosial Media?"