Pilkada Serentak; Wadah Memilih Pemimpin untuk Menyelematkan Masa Depan Bangsa
Biliksantri.com_ Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan bahwa Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024 diikuti oleh 505 daerah di Indonesia, terdiri dari 17 provinsi, 39 kota, dan 224 kabupaten dengan lebih dari 100 juta pemilih yang terdaftar. Pilkada serentak ini menjadi ajang penting untuk memilih pemimpin daerah yang akan menentukan arah pembangunan nasional, terutama dalam menghadapi tantangan global dan dinamika sosial-ekonomi lokal. Hal tersebut tentu menggambarkan pentingnya memilih pemimpin yang mampu mengatasi permasalahan saat ini dan merancang kebijakan untuk kemajuan masa depan (Sumber CNN Indonesia).
Melihat jumlah daerah yang terlibat dan kompleksitas permasalahan yang ada, Pilkada Serentak 2024 menjadi sangat krusial dalam menentukan kualitas pemerintahan daerah. Setiap pemilih harus dapat menilai calon pemimpin berdasarkan visi misi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga relevan dengan perkembangan global. Salah satu tantangan utama yang akan dihadapi oleh calon pemimpin adalah bagaimana mengelola sumber daya daerah secara berkelanjutan, mengurangi ketimpangan pembangunan antar daerah, dan menciptakan lapangan kerja. Pilkada 2024 menjadi kesempatan untuk memilih pemimpin yang memiliki wawasan global namun tetap memperhatikan karakteristik lokal.
Menurut pakar politik Profesor J. A. K. Ramlan menyatakan bahwa untuk menciptakan pemerintahan daerah yang efektif, pemimpin harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan global dan mengimplementasikan kebijakan yang proaktif. Pemimpin yang tepat harus mampu merespons tantangan global, seperti perubahan iklim, digitalisasi, dan kesenjangan sosial, sambil memperhatikan kebutuhan mendasar masyarakat di tingkat lokal,. Dalam konteks ini, Pilkada Serentak 2024 merupakan ujian untuk menentukan sejauh mana calon pemimpin mampu mengintegrasikan wawasan global dengan kebijakan lokal yang berorientasi pada kemajuan masyarakat.
Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa meskipun Pilkada Serentak 2024 menjadi kesempatan besar bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang tepat, masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah maraknya politik uang dan politisasi isu SARA yang mengancam integritas pemilu. Beberapa daerah, terutama di daerah terpencil, masih rawan dengan praktik-praktik yang tidak mencerminkan semangat demokrasi yang sehat. Fenomena ini menghambat proses pemilihan yang seharusnya mengedepankan pemilihan berbasis program dan visi, bukan sekadar bagi-bagi materi atau memanfaatkan isu sensitif untuk menarik perhatian pemilih.
Maria Setiawati, seorang pengamat politik yang aktif di lembaga pendidikan politik menjelaskan pemilih harus lebih cerdas dalam memilih pemimpin yang benar-benar memiliki komitmen untuk memajukan daerah, bukan hanya memilih karena pengaruh sesaat. Sudah saatnya masyarakat memilih pemimpin berdasarkan kualitas, bukan berdasarkan popularitas atau materi yang ditawarkan selama kampanye. Hal ini menunjukkan pentingnya pendidikan politik bagi masyarakat, agar mereka tidak terjebak dalam politik praktis yang mengabaikan visi dan kapasitas calon pemimpin.
Salah satu contoh nyata yang bisa diambil adalah kasus Pilkada 2018 di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, di mana calon kepala daerah yang awalnya menjanjikan perubahan besar ternyata gagal dalam realisasi program-program pembangunan yang diajukan. Masyarakat yang menginginkan perbaikan infrastruktur dan lapangan kerja justru merasa kecewa karena fokus kampanye lebih banyak dihabiskan untuk isu-isu yang tidak substansial. Akibatnya, pemilih di sana menjadi apatis terhadap politik, dan kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan Pilkada semakin menurun. Hal ini menjadi pelajaran penting bahwa Pilkada harus mengutamakan calon pemimpin yang bukan hanya menjanjikan, tetapi mampu mewujudkan janji-janji tersebut dengan program yang tepat sasaran.
Pilkada Serentak 2024 momentum penting untuk memilih
pemimpin yang tepat bagi masa depan Indonesia. Pemimpin yang mampu
mengintegrasikan visi global dan kebijakan lokal dalam menghadapi tantangan
abad 21, mulai dari digitalisasi hingga perubahan iklim, akan menciptakan masa
depan yang lebih baik bagi masyarakat. Untuk itu, masyarakat harus diberikan
ruang untuk menilai calon pemimpin dengan cerdas, tidak hanya berdasarkan
popularitas atau materi yang ditawarkan. Pemerintah dan penyelenggara pemilu
juga perlu memastikan bahwa proses pemilihan berlangsung transparan dan bebas
dari praktik yang merusak integritas demokrasi. Pilkada Serentak 2024
kesempatan besar untuk memperkuat demokrasi Indonesia dan mewujudkan masa depan
yang lebih sejahtera bagi seluruh rakyat.
Penulis : Essa
Mahasiswa Unisnu Jepara Prodi Komunikasi Penyiaran Islam sekaligus Sekertaris BEM Fakultas Komunikasi dan Desain
Posting Komentar untuk "Pilkada Serentak; Wadah Memilih Pemimpin untuk Menyelematkan Masa Depan Bangsa"