Puisi Nuril Anwar; Mati di Dalam
Mati di Dalam
Mati Di Dalam
Oleh: Muhammad Nuril Anwar
Kubunuh harapan sebelum ia tumbuh,
kutenggelamkan dalam gelap yang bisu.
Tak kuberi ruang untuk berakar,
tak kubiarkan menjalar ke masa depan.
Perasaan ini harus mati,
bukan perlahan, bukan tersisa,
tapi lenyap tanpa nisan,
tanpa doa, tanpa tanda ia pernah ada.
Karena jika kubiarkan ia bernapas,
jika kubiarkan ia sekadar bergetar,
ia akan kembali mengemis tempat,
memohon hidup yang tak boleh ada.
Maka kuasah tajam-tajam pisau logika,
kutusuk di jantungnya yang lemah,
kubenamkan dalam kubur tak bernama,
tanpa belas kasih, tanpa penyesalan.
Biar malam menyerap semua sisa,
biar waktu menghapus jejaknya,
sebab yang mati tak boleh dihidupkan,
sebab yang pergi tak boleh dipanggil pulang.
Dan jika suatu hari ia berbisik,
menyeruak di antara celah luka,
aku akan menutup telinga,
mengepalkan tangan,
dan mengingat, aku telah membunuhnya.
Jepara, Maret 2025
ditulis oleh:
Muhammad Nuril Anwar
Anggota Tim IT Biliksantri
Posting Komentar untuk "Puisi Nuril Anwar; Mati di Dalam"