Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

War Takjil Menara; Rasakan Legitnya Intip Ketan Jajanan Khas Sunan Kudus

 

Bu Lia sedang menaburkan gula di atas adonan intip ketan (Dok : Alf)


KUDUS, Biliksantri.com - War takjil alias berburu takjil menjelang berbuka puasa menjadi fenomena yang unik di setiap Ramadan. Pasalnya mencari makanan dan minuman untuk buka puasa ini bukan hanya dilakukan oleh orang-orang yang berpuasa saja, kegiatan berburu takjil juga dilakukan oleh lintas agama. Momen ini juga dimanfaatkan oleh para pedagang dalam menjemput barakah ramadhan.

Kali ini saya berkunjung ke kampung ramadan menara kudus. puluhan stand sudah dibuka sejak pukul 15.00 WIB demi menjajakan berbagai aneka jajanan dan minuman untuk menemani berbuka puasa.

Meskipun tidak selalu ramai, kuliner takjil di Taman Menara kerap menjadi alternatif warga Kudus untuk membatalkan puasa setelah seharian penuh menahan lapar dahaga.

Salah satu yang mencuri perhatian saya tentang jajanan jadul ini ialah intip ketan. Jajanan ini muncul menjelang ramadhan dan selama ramadahan. Intip ketan merupakanan jajanan yang berasal dari beras ketan dengan perpaduan parutan kelapa.

Rasa Legit dan di Masak secara Tradisional

Jajanan tradisional ini yang berbahan dasat ketan ini cukup unik  masaknya. Ketan dan kelapaparut dibentuk pipih di atas cobek yang panas lalu ditaburi ditaburi gula pasir di atasnya. Untuk memasak pun menggunakan alat tungku sederhana dan arang. Sebab bara api yang panas hingga ketan mengering berwarna kecoklatan.

Penggunaan cobek tanah ini masih dipertahankan dengan alasan cobek ini mampu menimbulkan aroma sedap dan lapisan ketan tidak mudah lengket saat sudah makan.

Salah satunya Dimas Setiawan (24), warga Jepara memilih ngabuburit bersama temannya di Kampung Ramadan Kudus. Dia pun memutuskan membeli satu bungkus intip ketan berisi lima porsi intip seharga Rp 17.000. Sebagai menu pembuka, menurutnya rasanya cukup enak dan gurih.

"Rasanya legit, ada manis dari gula pasir yang kerasa. Apalagi cara masaknya juga unik," ungkapnya.

Untuk menjaga aromanya, packgingnya masih tradisional, yakni menggunakan selembar daun pisang untuk membungkus intip ketan buatannya.

Jajanan Menemani Bersantai Sunan Kudus

Laili (51), salah satu pemilik stand di Kampung Ramadan Taman Menara mengaku telah berjualan sejak 9 tahun lalu.

Layli menceritakan, konon hadirnya jajanan tradisional intip ketan masih erat kaitannya dengan Sunan Kudus saat masih menyebarkan Islam. Kala itu, Sunan Kudus suka menikmati inti ketan dengan kopi. Tidak heran, rasanya yang gurih, membuat intip ketan Kudus di Taman Menara tersebut menjadi kuliner favorit war takjil. Ia juga menambahkan, intip ketan ini menjadi salah satu makanan yang menemani jagongan lesehan.

"Mbah-mbah dulu sering jagong lesehan sambil ngopi, jajanannya ya intip ketan ini," kata Laili.

Kuliner ini juga dipercaya Sunan Kudus dalam membantu syiar agama Islam.

"Makanya, kuliner ini terkenal yang buat hanya orang-orang tua, karena cukup sudah buatnya, harus pakai cobek tanah liat," bebernya.

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kudus, Dimas, mengaku ikut meramaikan war takjil di kampung menara daripada berdiam diri di rumah.

"Daripada berdiam diri di rumah, sekalian jalan-jalan nyari kuliner takjil buat berbuka, sambil nongkrong gitu nantinya," ujar Dimas.

Ia pun penasarann adanya kuliner intip ketan khas Sunan Kudus jajanan tempo dulu. Dia pun memutuskan membeli satu bungkus intip ketan berisi lima porsi intip seharga Rp 17.000. Sebagai menu pembuka, menurut Dimas rasanya cukup enak dan gurih.

"Rasanya legit, ada manis dari gula pasir yang kerasa. Apalagi cara masaknya juga unik," ungkapnya.

 


(Alf)

Posting Komentar untuk "War Takjil Menara; Rasakan Legitnya Intip Ketan Jajanan Khas Sunan Kudus"