Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Catatan Gus Daha Tentang Persiapan Konfercab GP Ansor Jepara yang Dinilai Terburu-buru

Dokumentasi Pra-Konfercab PC Ansor Jepara (Dok. panitia)

Jepara, biliksantri.com - Sejumlah kader GP Ansor Jepara menyoroti dinamika menjelang Konferensi Cabang (Konfercab) 2025, khususnya terkait manuver yang dilakukan oleh Ketua Cabang periode 2021–2025, Ainul Mahfudz. Persiapan Konfercab yang dijadwalkan pada 16 November 2025 di Watuaji dinilai terlalu singkat dan berpotensi mengurangi partisipasi struktural PAC dan ranting.

Salah satu kader dan Pengurus GP Ansor Jepara, (Gus Daha’) menilai sebagian besar PAC baru menerima pemberitahuan mengenai agenda Konfercab pada 7 November 2025, atau hanya sembilan hari sebelum forum digelar. Persiapan tersebut jauh dari ideal untuk forum permusyawaratan tertinggi di tingkat cabang.

“Banyak PAC dan ranting tidak bisa menyiapkan administrasi, rekomendasi, maupun sikap organisasi. Ini membuat sebagian struktur tidak dapat terlibat penuh,” ujarnya.

Ia menyebut setidaknya 6 dari 16 PAC, ditambah banyak ranting, tidak dapat melakukan konsolidasi internal secara normal karena keterbatasan waktu.

Sorotan terhadap Manuver Ainul Mahfudz

Di tengah minimnya waktu persiapan, muncul sorotan terhadap dugaan manuver politik yang dikaitkan dengan Ketua Cabang saat ini, Ainul Mahfudz. Menurut Gus Daha’, sejumlah kader mempertanyakan kelayakan Ainul untuk maju kembali, mengingat dirinya telah menjabat pada periode 2021–2025.

“Aturan organisasi jelas. Kalau masa jabatan sudah selesai dan syarat pencalonan tidak terpenuhi, seharusnya tidak ada manuver untuk memaksakan diri. Ini demi menjaga marwah organisasi,” kata Gus Daha'.

Ia menambahkan kurangnya transparansi dan komunikasi dengan pengurus cabang menjadi salah satu catatan penting terhadap kepemimpinan Ainul Mahfud.

"Ini juga menjadi evaluasi kelayakannya untuk kembali maju dalam kontestasi Konfercab Ansor XIV Jepara," katanya.

Tempat Konfercab Dinilai Tidak Netral

Gus Daha’ juga menyoroti penentuan lokasi Konfercab di Yayasan Al Fitroh Watuaji, yang menurutnya kurang representatif dan jauh dari pusat pergerakan Ansor Jepara.

Lokasinya jauh dan banyak kader menilai kurang netral. Forum besar semestinya ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau dan tidak menimbulkan persepsi keberpihakan.

Tidak Ada Akreditasi

Selain persoalan waktu dan lokasi, Gus Daha’ juga menyoroti tidak adanya proses akreditasi PAC dan ranting, padahal akreditasi menjadi syarat penting untuk menentukan legalitas peserta dan suara.

“Tanpa akreditasi, tidak jelas siapa yang sah membawa suara di Konfercab. Ini berpotensi menimbulkan persoalan legitimasi setelah acara berlangsung,” jelasnya.

Dengan berbagai catatan tersebut, Gus Daha’ berharap pelaksanaan Konfercab GP Ansor Jepara dapat kembali pada mekanisme yang sesuai dengan pedoman organisasi.

"Ansor ini organisasi kader yang menjunjung musyawarah dan tata aturan. Semua proses harus dilakukan secara terbuka, tertib, dan sesuai regulasi. Jangan sampai Konfercab terkesan diarahkan untuk kepentingan personal,” pungkasnya.

(HB)

NB : Catatan di atas tidak mewakili pandangan redaksi biliksantri 


Posting Komentar untuk "3 Catatan Gus Daha Tentang Persiapan Konfercab GP Ansor Jepara yang Dinilai Terburu-buru"